Dede, salah seorang pedagang gorengan di kawasan gerbang Unpad megakui bahwa ia terpaksa menaikan harga gorengan yang Ia jual dari Rp 400 per buah menjadi Rp 500 per buah karena sudah mulai merugi.
Selain dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak goreng dan terigu, kenaikan harga gorengan ini juga di pengaruhi oleh naiknya harga tahu dan
Saat ditanya apakah harga gorengannya akan kembali normal saat harga terigu dan minyak kembali normal, Dede mengatakan hal tersebut mungkin saja terjadi, Karena ia pun mendapat banyak keluhan dari para pembeli yang keberatan harga dagangannya naik.
Selain Dede, Usman yang juga salah seorang pedagang gorengan
Selain para pedagang gorengan, beberapa pedagang lainnya seperti pedagang batagor, cimol dan molen juga mengakui mengalami kesulitan karena kenaikan harga terigu dan minyak ini. Namun mereka belum berani menaikan harga dagangan mereka Karen atakut kehilangan pembeli. Mereka mengaku masih bias bertahan, dan hanya bisa berharap agar harga barang-barang tersebut cepat turun sehingga mereka tidak merugi lagi.
Jika harga bahan-bahan pokok ini terus naik, tidak menutup kemungkinan harga sebagian besar makanan yang ada di Jatinangor akan ikut naik juga. Jika sudah begitu bukan hanya pedagang yang akan kebingungan, tetapi juga mahasiswa di Jatinangor yang merupakan konsumen makanan terbesar disana yang sebagian besar adalah anak kosan.
Aisha Ria Ginanti (210110060177)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar