Rabu, 23 Januari 2008

Kerajinan Tangan Mulai Ditinggalkan

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki keseniannya masing-masing yang bisa menjadi ciri khas daerah tersebut contohnya Jawa Barat yang terkenal akan alat musiknya yaitu angklung dan Balii memiliki banyak hasil seni seperti lukisan dan patung yang berasal dari para seniman yang berbakat.

Di tengah kayanya akan kebudayaan, perekonomian Indonesia semakin sulit untuk dikendalikan. Pengangguran semakin bertambah. Rakyat kecil semakin terhimpit hidupnya. Setiap orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Pekerjaan yang bisa menghasilkan uang banyak, semakin diburu oleh para pencari kerja. Dengan fakta ini tingkat ketertarikan masyarakat terhadap bidang seni semakin menurun. Mayoritas masyarakat mempunyai pikiran bahwa hidup di dunia kesenian tidak akan menghasilkan banyak uang, khususnya di bidang pahat, lukis, dan kerajinan keramik.

Banyak daerah yang mengandalkan sektor lain dibanding bidang kesenian untuk meningkatkan APBD mereka. Salah satunya Kecamatan Jatinangor Kota Sumedang, kecamatan yang terkenal sebagai kota pendidikan dengan memiliki dua Perguruan tinggi negeri yaitu, Universitas Padjadjaran dan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), dengan banyaknya mahasiswa, pertumbuhan kecamatan Jatinagor menjadi pesat, dengan tumbuhnya kehidupan perkotaan ditunjang dengan adanya Mall dan tempat hiburan lainnya. Pertumbuhan yang seperti ini membuat kebudayaan dan kesenian daerah Jatinangor menjadi tersingkir dan kurang diminati oleh pemuda asli daerah Jatinangor khususnya.

Ditengah kehidupan “perkotaan” masih terdapat tempat yang menjual benda-benda kesenian yang terdapat persis di samping jalan raya Jatinangor tidak jauh dari Hotel Jatinangor berada, di daerah Cibeusi Kecamatan Jatinangor . Toko kerajinan tangan yang dimiliki oleh salah satu warga asli Jatinangor yang bernama Pak Mumu ini sudah berdiri sejak tahun 1990-an. Toko ini sudah bertahan cukup lama dan menjual barang-barang kerajinan tangan seperi, kerajinan keramik, patung, lukisan, dan sumpit. Bahan dasar kerajinan tangan ada yang terbuat dari keramik, kayu mahoni, kayu suar, dan bambu. Harga setiap kerajinan tangan juga variatif tergantung dari kualitas bahannya dan tingkat kesulitan pembuatannya. Harganya berkisar dari Rp 30.000 sampai Rp 1.000.000-an.

Toko yang buka dari pukul 08.30-19.30 ini juga pernah dikunjungi pengunjung dari luar kota seperti Jakarta dan Jawa Tengah. Pa Mumu pemilik toko juga memiliki pelanggan tetap dari Bali. Dan suka memasok barangnya ke salah satu cabangnya di Bali. Bidang kesenian harus terus diperhatikan, khususnya hasil kerajinan tangan yang memiliki prospek cukup kuat untuk meningkatkan APBD. Jika hal ini terus disupport oleh pemerintah maka hasil karya bangsa Indonesia akan terkenal di luar negeri. Tinggal bagaimana pemerintah setempat menanggapi hal ini.

(Arif wicaksono A, 210110060319)

Tidak ada komentar: